Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

4 Bioskop yang Anti Mainstream

Bosan nonton bioskop hanya di 21 Cineplex melulu? Yah saat ini mayoritas pecinta film memang selalu berkunjung ke teater tersebut kalau ingin nonton film. Tapi nggak ada salahnya kan kalo mencoba hal baru. Itung-itung mencari suasana baru untuk nge-date bareng gebetan, hehe.. Bioskop Mini. Yup memang mini teater ini sudah beberapa tahun lalu eksis. Tapi entah kenapa peminatnya masih kalah dengan teater yang lebih besar. Mungkin kurang promosi kali yaa. Padahal banyak juga pengunjung yang merasa puas setelah nonton di bioskop mini. Tentu karena privasi disini lebih terjaga dibanding bioskop umum. Nah, berikut kami review Bioskop Mini yang tersebar di Jakarta dan Depok:  Subtitle   Berawal dari tempat rental DVD di Menteng, Subtitle berkembang menjadi pionir bioskop mini di Jakarta. Dengan koleksi lebih dari 4000 DVD kamu dapat memilih menonton banyak genre film mulai dari film box office seperi Inception hingga film festival. kamu pun bisa n

Perbedaan Cinemaxx dan Cinema 21

Kali ini  gue mau  share tentang perbedaan antara Cinemaxx dan Cinema 21/XXI. Yang pertama Cinemaxx, Bioskop paling junior ini boleh dibilang tidak main-main. Sebab Cinemaxx merupakan bagian dari Lippo Group. Jadi jangan salah, bioskop yang baru didirikan pada tahun 2014 ini sudah memiliki bioskop yang tersebar hingga di daerah-daerah. Cinemaxx sudah tersebar di kota seperti Ponorogo, hingga ke Baubau, dan Kupang. Kuncinya tentu  saja, dimana ada jaringan Lippo Grup, maka jaringan bioskopnya bukan lagi dari Grup  Cineplex 21 atau CGV, tapi menggunakan brand yang mereka miliki, yaitu Cinemaxx. Di Jakarta sendiri  untuk sementara Cinemaxx hanya tersedia di Plaza Semanggi dan fX Sudirman. Kebetulan gue pernah nonton di fX Sudirman. Jadi ada beberapa studi di Ciemaxx, yaitu Cinemaxx 2D and 3D, Cinemaxx Gold, Cinemaxx Ultra XD dan Cinemaxx  Junior. Kebetulan gue pernah nonton di Reguler 2D. Dan kesan sehabis nonton di Cinemaxx adalah biasa aja. Kenyamanannya mirip-mirip

Curhat Mengenai Film La La Land

Sedikit Curhatan gw tentang film La La Land ini tidak terasa zaman emang berubah ya. Sampai pada pertengahan abad ke-20, kayak sebagian film Hollywood formatnya musikal maksudnya bagian-bagian ceritanya dituturkan dengan musik dan nyanyian, tidak sama dengan film biasa yang ada adegan orang nyanyi ya. Namun, menjelang abad 21 film musikal Hollywood makin jarang aja, baik jarang yang bikin, jarang yang bagus, maupun jarang yang laku. Di zaman sekarang yang penontonnya gampang komplain dan kemasan musikal sendiri bukan lagi favorit publik kecuali kalau animasi, bikin film musikal live action itu emang nggak boleh setengah-setengah, butuh keterampilan dan kecintaan yang khusus, bukan sekadar pengen bikin cerita yang banyak lagunya karena it sounds cute. Gw termasuk penyuka film musikal tetapi gw sadar film musikal zaman milenium ini nggak semuanya created equal, yang bagus akan langsung jadi favorit gw (Moulin Rouge, Chicago, Les Miserables), sementara yang nanggung akan bye bye (Burle